Monday, 25 February 2013

-What Brain Science Can’t Do-

Tulisan ini lanjutan dari ringkasan bagian Introduction dari buku 'Brain Rules for Baby : How to Raise a Smart and Happy Child from Zero to five'. Tulisan pertamanya membahas tentang mitos-mitos apa sj siy disekitaran otak bayi, nah tulisan lengkapnya bisa dilihat di sini

Sekarang kita akan membahas, apa siy yang ilmu parenting tidak bisa lakukan. Intinya, ilmu parenting khususnya riset mengenai otak bayi ini 'hanya' bisa menerangkan garis besar saja, pola kerja saja secara umum. Ia tidak bisa membuat rumus/solusi yang spesifik untuk setiap kasus. Ataupun rumus generik dalam kehidupan nyata. Untuk mendapatkan solusinya, maka setiap orang tua harus mempu mengenali anaknya dengan baik.
*Jleb... mantaaabbbb. Mengena banget... 
Kalau lagi insyaf, saya sering berkata pada diri sendiri, "Kalau bukan saya, ibunya yang belajar memahami anaknya, lalu siapa lagi? Saya yang mengandungnya selama 40 minggu. Dia ikut kemana saya pergi. Merasakan detak jantung saya. Memakan apa yang saya makan, meminum apa yang saya minum. Ikut kelelahan bersama fisik saya, bahkan mungkin mampu mengintip ruang hati saya ketika saya sedih,gembira, terharu dan bermacam perasaan lainnya. Sedikit banyak, selama 9 bulan itu si anak belajar dari dan bersama saya. Sungguhlah egois jika saya tidak berusaha untuk belajar, mendalami apa yang terbersit dalam hatinya."
Aah tapi ya begitulah.. si sayah mah egonya masih segunung. Makanya semangat baca buku ini. Salah satu ikhtiar untuk memahami, dan mendidik buah hati .... dengan cinta.

Ok back to the topic. 
Nah, si ilmu parenting ini sulit untuk menemukan rumus umum ut semua masalah dikarenakan 4 hal, yaitu :

1.      Setiap anak berbeda.

Susunan saraf-saraf dalam otak akan berbeda untuk setiap orang. Dua anak akan memberikan reaksi yang berbeda untuk setiap situasi yang sama. Jadi tidak ada satu nasihat tentang pendidikan terhadap anak yang pas untuk semua anak. Setiap saran sifatnya individual. Cara terbaik untuk mengetahui solusi dari setiap masalah, adalah kenali putra putri kita dengan baik. Meluangkan lebih banyak waktu dengan mereka. Mengetahui bagaimana mereka bersikap dan bereaksi terhadap suatu masalah. Dan tindakan apa yang berpengaruh atau tidak terhadap mereka.

Dari sisi ilmu parenting, kemampuan otak untuk merespon rangsangan dari lingkungannya amat sangatlah rumit dan membingungkan. Keunikan seseorang juga makin bertambah komplek karena dipengaruhi oleh budaya dan nilai di suatu system. Yang paling nampak perbedaannya adalah keluarga yang hidup dalam kemiskinan mempunyai masalah yang sangat berbeda dengan keluarga menengah-atas. Otak memberikan respon yang berbeda atas situasi tersebut. Sehingga hal yang sulit bagi seorang peneliti untuk ‘menghasilkan’ sebuah ilmu yg solutif untuk setiap kondisi. 
Jadi, ibu... yang paling bisa membantu anakmu, adalah dirimu. kenali ia dengan baik, singkirkan egomu. Mari kita rehat dari kericuhan dunia, untuk si dia yang kau cinta.



2.      Setiap orang tua berbeda.

Anak dibesarkan oleh dua sistem parenting yang berbeda. Sistem yang melekat pada diri ayah, dan ibu. Masing-masing memilki prioritas yang berbeda, dan hal ini bisa menjadi sumber konflik yang hebat.

Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara ayah dan ibu. Kesepakatan-kesepakatan dalam mendidik anaknya. Namun kesepakatan itu tidak ada yang 100% berjalan sempurna. Ada saja hal-hal yang perlu dikompromikan lagi, dikaji ulang dan seterusnya. Hal ini terkadang menimbulkan kebingungan pada anak. Dan respon anak terhadap situasi ini akan berbeda. Hal ini juga menjadi hal yang rumit bagi sebuah riset untuk membuat satu formulasi yang khusus.

 Nah, kalau bagian ini memang perlu tenggang rasa, saling memahami, dan lapang dada antara ibu dan ayah. Kuncinya komunikasi kan ya? Tapi semuanya tidak semudah teori ternyata.


3.      Anak dipengaruhi oleh yang lain, lingkungan, teman, dan orang sekitarnya.

Ketika anak beranjak besar, kehidupannya akan semakin rumit. Ia akan pergi ke sekolah, bertemu dengan teman bermain di sekolah, di lingkungannya. Pergaulan dengan lingkungan ini akan membentuk karakternya. Biasanya pengaruh lingkungan ini cukup besar bagi kepribadian anak. Orangtua tidak bisa selamanya melindungi anak dari pengaruh orang lain. 
Partikel-partikel luar ini pulalah yang membuat peneliti sulit untuk menemukan formula khusus. Setiap lingkungan berbeda. Mungkin saja tindakan si anak dipengaruhi lingkungan A, B atau gabungan keduanya. Cukup rumit ya?



4.      Berhubungan namun bukan sebab akibat.

Andaikan susunan jaringan otak sama, dan semua orangtua mendidik dengan gaya yang sama, riset mengenai otak dan perilaku pada manusia tidak akan menemukan formula yang sempurna. Sebuah kejadian yang satu dengan yang lain mungkin berhubungan, tapi belum tentu merupakan hubungan sebab akibat.

Misalnya : Biasanya anak yang tantrum ketika mengamuk akan mengompol. Tapi tidak berarti bahwa mengompol menyebabkan tantrum. Sehingga ketika anak berhasil disembuhkan tantrumnya, maka ia tidak akan mengompol lagi.




Jadi yang bisa dilakukan dalam sebuah penelitian mengenai parenting ini adalah :

a.       Menemukan rahasia pola pendidikan yang bisa membuat anak pintar dan bahagia seperti apa adanya mereka. Tentunya dikaitkan dengan struktur, fungsi dari otak tersebut.

b.      Lalu memberikan resep rahasia tsb kepada orang tua yang ‘kehilangan’ sense / kepekaan dalam mendidik anak agar cerdas dan bahagia.

c.       Menilai bagaimana perkembangan anak tsb 20 tahun kemudian. Bagaimana karakter mereka berubah ketika dewasa.


Inilah yang dilakukan dalam ilmu pengetahuan. Melihat keterkaitan, bukan sebab akibat. Tapi tentu saja tidak pernah sempurna, karena Allah SWT menciptakan manusia berbeda dan mempunyai pribadi yg sangat komplek.

Allahu'alam bi showab...


-Mensyukuri 13 tahun 'cinta' -

Tiga belas tahun yg lalu, seorang gadis berjalan perlahan di pelataran mesjid kampus. Tak seperti biasanya, langkahnya berat. Ia memikirkan untaian kalimat yg disampaikan seniornya..
"Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban kita atas setiap tindakan yg kita lakukan. Bahkan ketika kepalamu menoleh, Allah SWT akan bertanya ut apa gerakan itu kau lakukan"

Keras, singkat, padat & menghujam. Membuat si gadis merasa tertampar hebat. Hingga akhirnya memutuskan untuk berubah ke arah yg lebih baik, InsyaAllah.
Dan kini, si gadis yg telah bermertamorfosa mjd ibu2 itu sangat kangen dg seniornya..
Seseorang yg telah " menamparnya"..

Tujuh tahun sdh tidak pernah berjumpa, namun ikatan hati itu masih terjalin kuat .... InsyaAllah..

Teteh sayang dimanapun engkau berada, sy kangeen banget..
Semoga untaian doa senantiasa mengikatkan hati kita..

Ceuceu sayang dedek baby ^__^

Alhamdulillah, akhirnya kami diberi kesempatan untuk 'menengok' dedek janin melalui monitor kecil. Yang paling semangat tentu saja ceuceu Wafa. Memang dr dulu yang pengen punya adek lagi ya si sulung ini.

Sayangnya antriannya puanjaaaaang banget, sampai akhirnya Wafa harus pamit duluan karena harus masuk sekolah (sekolahnya siang). Awalnya Ceuceu gak mau, tapi akhirnya bersedia setelah Ummi bujuk, "Nanti pulang sekolah ceuceu liat foto (hasil usg) dedek bayi ya?"

Sore sepulang sekolah, Wafa gak bisa langsung ke rumah karena hujan lebat. Wafa maen dulu di rumah Abang Azka. Menjelang maghrib, si Ummi telepon ut memastikan Ceuceu baik-baik saja. Heuheu khawatir sedih kok Umminya gak datang-datang ^__^
Dan ternyata pertanyaan pertama yang keluar dr mulut ceuceu ketika Ummi telepon adalah,
"Ummi, gimana adek bayinya? Sehat-sehat saja kan?"
Dan ketika Ummi menjemputnya, ia pun langsung antusias menanyakan foto dedek janin.

Huwwwwwwwwwwwwwwaaaaaaaahhh si Ummi terharu...
Nak, dibalik keunikanmu, kau memiliki kelembutan hati. Ceuceu mencintai adek baby, bahkan sebelum ia lahir ya Nak?
Semoga dedek bayi sehat-sehat yaa.. Nanti kalau sudah ketemu, dijaga, diasuh dan disayang ya Nduk ....

Aah colek Aki Opang Sofyan... dan Uwa-uwa shalih & shalihah..
Maaf belum sempat ngabarin kehadiran dedek bayi. Si Ummi pengen memastikan dulu bahwa dedek janin sudah nyaman berada dalam rahim Ummi ...

Monday, 18 February 2013

Brain Rules for Baby : How to Raise a Smart and Happy Child from Zero to Five (I)

E-Book ini sudah di donlod kan oleh si Mas sejak kapan tauuun gt (hiperbola! ^__^). Dari dulu sudah niat mo dibaca, dan memang dibaca di hape yang imut. Lalu (rencananya) akan disarikan dan ditulis. Kan ilmu akan menguap eh lari kalau gak diiket. Tapi nya kitu, bagian penulisan inilah yang mandeg. Baca di hape pindah ke laptop -dengan laptop minjem da punya saya mah sudah bye-bye- ternyata perlu usaha yang keras. Ditambah dengan komitmen bahwa si laptop jangan sering dinyalakan, agar kiddos tidak minta nonton terus. Jadilah bagian penulisan ini tersendat eh tertunda dalam jangka waktu yang tidak menentu.

Berhubung besok bagian sy ngisi taklim ibu-ibu tentang tsaqofah, maka sy berjuang bangun pagi untuk bisa membaca ulang dan menuliskan isi e-book ini, sebagian. 

Jreng... Mari kita mulai ...

The Author / Penulis
John Medina. 
 
John Medina adalah seorang ahli biologi molekular, yang mempunyai ketertarikan besar pada penelitian tentang genetika dan pengaruhnya bagi gangguan kejiwaan. Dia juga seorang kosnsultan pribadi, atau konsultan pemecah masalah bagi industri ataupun lembagai penelitian umum yang memerlukan seorang ahli genetika yang memiliki pengalaman dalam memecahkan masalah mental. Medina juga pendiri dari Talaris institute, yang berlokasi di Seattle dekat dengan University of Washington. Sebuah lembaga yang meneliti tentang proses molekular, sel, dan perilaku pada janin.  



--INTRODUCTION--

E-Book keren ini dibuka dengan salah satu kalimat yang menarik perhatian saya,
"Having a first child is like swallowing an intoxicating drink made of equal parts joy and terror, chased with a bucket full of transitions nobody ever tells you about"
Terjemahan bebas versi saya dibantu mbah gugle,
"Memiliki anak pertama seperti meminum minuman yang memabukan, perpaduan antara kebahagiaan yang membuncah yang bercampur dengan kekhawatiran yang begitu besar. Berkejaran dengan sekeranjang penuh perasaan yang sulit dideskripsikan, dan tak ada seorang pun yang pernah menyampaikan/mengajari padanya tentang hal tersebut sebelumnya."

Yup! Thats right. Bercampurnya perasaan antara senang, bahagia, khawatir, gugup, takut salah dan lainnya. Sementara tak ada kursus sebelum melahirkan yang bisa menggambarkan perasaan ini beserta tips-tips anti galau untuk menangkalnya. Katakanlah ada kursus parenting sebelum melahirkan, tentu dengan tips2 merawat anak. Tentu saja sedikit banyak itu akan membantu. Namun tetap saja keadaan sesungguhnya lebih 'heboh' dan juga banyak hal lain yang unpredictable yang terjadi ketika si buah hati itu lahir.  Lha apalagi kalau kita hamil, melahirkan dan mendidik anak tanpa ilmu, akan lebih gonjang-ganjing lagi perasaan kita. betul ndak?

Ok.. lets continue to the next section...
*Guayaaa pake bahasa inggris ^__^

-MITOS - MITOS tentang Otak Bayi-
Yup bagian ini menerangkan tentang mitos yang beredar luas mengenai otak bayi. Penyebaran informasi melalui media masa, blog, nasihat orang tua, tetangga, teman dan kawan-kawan, yang biasanya tidak diiringi dengan fakta, just an advice turun temurun. Katanya.. katanya... begitu lhooo :).

Nah si om John ini kemudian bilang, "The great thing about science is that takes no sides- and no prisoners."
Maksudnya, berpeganglah pada science karena ilmu pengetahuan itu bebas dari keberpihakan dan tekanan. Artinya, setiap saran yang diberikan kepada kita harus kita cross-check dengan ilmu pengetahuan terkini.  Ketika kita mencari sumber ilmiahnya maka kita bisa memilih saran yang tepat dan terhindar dari mitos. Karena hasil penelitian itu baru bisa dipublis atau dibukukan setelah melalui literatur review (kajian pustaka) yang mendalam, lalu diiringi dengan tes/uji sample. Bahkan beberapa penelitian harus melalui seleksi ilmiah yang ketat sebelum akhirnya berhasil di publikasikan. Kalau pun toh ternyata salah atau data tidak cukup menunjang, biasanya tidak berapa lama kemudian ada hasil penelitian lain yang mengoreksi kesalahan tersebut. Jadi insyaAllah hasil riset ini bisa lebih kita percayai dari sekedar katanya.. katanya...
*ooo jadi sebagai ibu-ibu juga harus gape baca jurnal, dan memilih jurnal mana yang capable dan tidak.. eeeuuu ternyata bukan mahasiswi saja yang harus berjumpa dengan jurnal ya .. ^__*

Jom kita bahas isu eh mitos apa saja yang beredar di masyarakat...
 
1.  Memperdengarkan musik Klasik (salah satunya Mozart) kepada janin di dalam rahim, akan meningkatkan kemampuan matematikanya di maa depan.

*Heuheu.. ini mah iklan pisan. Iklan susu formula/susu ibu hamil di Indonesia, Malaysia biasanya
ada adegan si ibu lagi memperdengarkan musik klasik ke janinnya ^__^

Memang benar, bayi akan mengingat apa yang didengar, dicium, dan dirasa ketika masih di dalam rahim. (Tentang hal ini akan dijelaskan di bagian "Babies remember"). Tapi Om John ini bilang hal ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan matematika. Kalau pengen anaknya pinter matematika, maka ... ajarkanlah impulse control di masa awal perkembangannya. Apakah impulse control itu? Nah hal ini akan diicarakan di bagian "Self Control". So kita skip dulu sampai saya selesai baca halaman 105 ya! :)


2. Sering-seringlah menonton film dengan bahasa tertentu, maka kemampuan anak terhadap bahasa tersebut akan meningkat! 

Sebenarnya, kata si Om John ini, DVD /film justru akan mengurangi kemampuan berbahasa anak (penjelasan di halaman lain). Memang benar kalau banyaknya kata yang bervariasi ketika kita berbicara pada bayi akan meningkatkan kemampuan IQ dan berbahasanya. Tapppiiii yaa.. itu harus dilakukan dengan komunikasi langsung. Real!. Person to person. Not between DVD and your baby.  Makanya kita harus cerewet dan banyak omong sama bayi kecil. Memang tampaknya dia cengengesan saja, tapi sebenarnya dia menangkap lebih banyak dari yang kita sadari.

3. Untuk meningkatkan kekuatan otaknya, Anak perlu belajar bahasa Prancis sejak usia 3 tahun. Serta ruangan yang dipenuhi dengan mainan yang "brain friendly' (merangsang otak-pen), serta koleksi DVD yang bermuatan pendidikan.

Hal terbaik untuk meningkatkan kemampuan otak anak adalah, sekotak kertas kosong, satu kotak penuh krayon, dan 2 jam waktu untuk bermain. Artinya biarkan anak explorasi dengan lingkungannya. Bermain! Merangsang kreatifitasnya. 
Hal terburuk untuk otak yang diberikan oleh orangtua kepada anak adalah TV! 
So, mari ajak kita bermain dan mengeksplorasi dunianya.

4. Mengatakan secara kontinyu pada anak bahwa dia adalah anak yang pintar, akan meningkatkan percaya dirinya.

Kenyataannya, terlalu banyak pujian akan membuat anak malas mengerjakan sesuatu yang penuh tantangan. Jika ingin anak anda cerdas, maka pujilah atas usaha yang telah dilakukannya. Sehingga ia tersemangati untuk menaklukan tantangan-tantangan yang lainnya.

Aaah jadi inget artikel dari Scientific America Mind tentang "Bagaimana mendidik anak agar Jenius." Kurang lebih isinya sama. 

5. Anak-anak akan menemukan kebahagiaannya sendiri.

Mempunyai teman, adalah kebahagian yang luar biasa. Jadi, bagaimana agar anak mempunyai teman dan mampu menjaga pertemanan yang sudah dimilikinya? Yaitu dengan menjadi anak yang mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik.Intinya melatih kepekaan dirinya. Skil ini bisa terasah. Salah satunya dengan mendengarkan musik, atau kalau boleh saya terjemahkan adalah seni. Seni ini mampu meningkatkan 50% kekepekaan pribadinya. 


Nah itu dulu d! Kalau kepanjangan gak asyik juga bacanya. Cape!

Semoga akan ada tulisan-tulisan berikutnya dari e-book ini ya.
Ingat ingat, ikatlah ilmu dengan menulisnya! 




Sunday, 17 February 2013

-Kampus tempatku Dewasa-

-status FB, 16 Februari 2013-


Hatur nuhun ka Teteh-teteh shalihah di kampus dulu yang dengan sabar telah mendampingi saya meniti jalan kedewasaan menuju kefahaman yang syumul. Menunjukan kpd saya keistiqomahan yang begitu kuat, membuat saya kagum dan ingin mengikuti jejak langkahmu. Mengajarkan prinsip-prinsip dasar yang alhamdulillah tetap saya pegang hingga saat ini.
Silahkan bertanya tentang rumus2 yang saya pelajari selama 4 tahun. Tentu saya akan gelagapan, searching, gugling, cari text book atau mungkin parahnya sembunyi dibalik dua tangan ini. Memang, tak banyak yang bersisa rumus2 memusingkan itu dari semenjak toga disematkan di kepala.
Namun, 4 tahun yang indah itu telah menjadi bekal yang luar biasa dalam hidup saya hingga saat ini ....
Lebih berharga dari ratusan rumus yang pernah singgah di kepala ...

Alhamdulillah Allah SWT menakdirkanku masuk ke Matematika dan bertemu dengan Teteh-tetehku tersayang ...
Kalian memberikan pondasi pemahaman yang kuat dalam jiwa
Alhamdulillah Allah SWT juga mengijinkanku mengenyam pendidikan di kampus tercinta, sehingga bisa bertemu dengan Teteh-teteh yang lain di luar Matematika. Menambah wawasan, serta menyuburkan pondasi pemahaman yang sudah saya dapatkan di Matematika..
Saya mencintai kampus yang telah mengajarkan begitu banyaaaak hal...
Jazakumullah khayran katsira Teteh-tetehku tercinta...

Saturday, 16 February 2013

-Bercerita-

Hampur tiap malam ngadongeng ke Wafa dan Husna. ceritanya macem-mecem, tergantung request si ceuceu. Sempat kepikiran tiap dongengan ditulis di blog. Tapi atuh da gak sempet, heuheuhe.
Kadang Wafa udah punya skenario tersendiri. Si Ummi ngikut ceritanya Wafa. Suatu malam pernah Wafa yang bercerita. Awalany gak mau. Tapi Ummi kasih semangat terus, dipuji kalau Wafa pandai ^__^. Akhirnya, mau deh Wafa cerita. Tapi ya saking semangatnya itu cerita, si Ummi udah ngantuk pun si dongeng belum selesai heuheuheu. Jadi we Ummi bilang begini,
"Ceu, ceritanya bagus banget d. Ummi jadi pengen tidur saking bagusnya. Udah dulu ya ceritanya, besok lagi."
Ummi kasih muka manis, pleus senyum.
"Nggak, ceritanya belum beres."
"Tapi Ummi ngantuk, Ummi tidaur dulu ya?"
"Iya," jawabnya sambil terus bercerita.
Euuuh iyeu mah si Ummi dipepende sama Wafa, bukan Wafa dipepende sama Ummi :)

- Enam tahun itu-

Status seorang teman, mengingatkan saya akan kenangan lebih dari 6 tahun yang lalu. Ketika saya mendengar nama seorang pria untuk yang pertama kalinya, melihat wajahnya, eh gak melihat aning. Soalnya waktu itu hujan cukup lebat sehingga keadaan sangat gelap. Saya hanya tahu ada Ustadz dan ikhwan di seberang sana. Sementara saya ditemani dua orang Teteh yang baik hati.
Atas skenario Allah, 2 minggu kemudian, lelaki yang baru saya dengar namanya, dan wajahnya tak dapat saya kenali dalam gelap itupun sah menjadi suami saya.

Subhanallah...
Semuanya adalah untaian rencana indah dari Allah SWT. Kedua orang tua kami setuju. Apa dan Mamah Apa mengijinkan putrinya dipinang oleh si Mas. Ibu dan Bapak pun merestui saya menjadi pendamping si Mas. Semua kakak dan adik kami pun sepakat, tidak ada yang menghalangi.

Yang lebih indah lagi, dalam 2 minggu acara akad dan resepsi sederhana pun siap dilaksanakan. Aaah saya selalu terharu bagian ini. Bukan hanya Aa, Teteh, Mas, dan Mbak, serta adik keluarga inti saya dan si Mas yang terlibat. Tapi Mamang dan Bibi, adik-adik dari Mamah, mereka semua kompak menyiapkan acara pernikahanku.

Meski kabar datang 2 minggu sebelum hari H, karena memang baru mengenal dan lamaran waktu itu. Namun tidak ada komplain, protes, ataupun pertanyaan aneh mengenai rencana pernikahanku. Semua keluarga besarku mendukung, dan membantu.
Subhanallah, begitu dimudahkan, dilapangkan.

Kini, 6 tahun lebih sedikit pernikahan kami berjalan. Dua putri yang lucu telah meramaikan, menunggu yang ketiga, insyaAllah di dalam rahim.

Semoga semua jasa baik mereka, orang-orang yang kucintai, berbalas syurga...
Doakan langkah kami kuat dan tegap menghadapi hari-hari ke depan. hidup tidak pernah mudah. Amanah akan semakin bertambah...
Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan meridhoi langkah kami ...

.