Wednesday, 16 October 2013

Me Time

Alhamdulillah..
Belajar itu memang mengasyikan, menegangkan, dan memberikan warna tersendiri. Seperti mencium kehidupan baru.
Meski banyak backsound, namun suara itu justru mengasyikan. Membuatku tetap menyadari bahwa aku adalah ibu dari 3 krucils. Heuheu kalau tidak ada suara-suara itu, atau tidak ada toelan, dan panggilan "Ummi!!!", mungkin aku merasa masih single. Dan terlarut dalam tumpukan artikel mengasyikan.. 
*beuu hiperbolis... 

Ternyata, ut ibu-ibu sepertiku, tidak perlu suasana tenang (yang terkadang mustahil) ut membaca dan belajar)
Yang diperlukan adalah ..... kerjasama.. Ya kerjasama... 

*like wonderpet said 
Kerjasama si sulung dan si tengah bermain anteng, serta si mujahid kecil terlelap tidur...
Serta berkompromi untuk belajar di tengah hingar bingar kehidupan... 
Maka itulah saatnya si ibu "Me time"

Menuju 7 tahun

7 tahun lalu, selepas shalat iedul adha ditunaikan, ia 'memintaku' pada waliku tercinta, Apa Opang Sofyan
Saat itu tidak ada harapan berlebihan, hanya lantunan doa agar Allah SWT menunjukkan yg terbaik ut kami.

14 hari kemudian, mitsaqan ghaliza terucap...
Alhamdulilah <3

Semoga cinta Ibrahim pada Rabbnya senantiasa menjadi inspirasi dalam perjalanan cinta kita ya mas Teguh Prakoso...
Senantiasa menempatkan cinta pada Allah SWT sebagai ruh & pondasi bg keluarga kita...
Semoga berkekalan hingga ke jannahNya 
Aamiin ...

Selamat Hari Raya ...

Yang Lagi Akur

Ketika si Ummi ngelonin mujahid imut, si abah lagi keluar, duo gadis lagi asyik di depan.
"Ini belum Ceu," ujar si Teteh una. Nampaknya mereka sedang membereskan mainan sejenis lego KW10 (hihihih..:D)..
"Beberesnya sudah Ceu?" Tanya Ummi, pertanyaan yg sebenarnya untuk menebak apa yang mereka lakukan.
"Belum Mi." Ucap si sulung. Sambil terus sibuk ngemandorin adeknya, dan juga ikut beres - beres.
Alhamdulillah, tanpa Ummi cerewetin apalagi diperintah, duo gadis kompak beres2.

Tak lama mereka sudah ribut lagi,
"Teteh yang di atas," ujar si mungil, suaranya terdengar dari arah depan kamar mandi. Nampaknya ia ingin ngebooking jojodog alias tempat duduk kecil yg ada di kamar mandi, untuk dia naiki saat sikat gigi. Maklum tubuhnya mungil, tak sampai wastafel kl tak naik jojodog. 
Namun entah bagaimana, tampaknya si Ceuceu yg duluan naik. Alhamdulillah si Teteh mungil tidak protes, yang ada dia malah bilang, "Ceu sikat gigi Teteh."
Maksudnya dia minta diambilkan sikat gigi sama Ceuceunya yg sudah naik jojodog. 

Setelah Ceuceu beres sikat gigi, dengan manisnya terdengar suara, "Sini dek!" 
Mungkin ia mempersilahkan adiknya naik jojodog. Tak lama si sulung menemui saya.
"Ummi, acuk ceuceu basah."
"Iya, (bajunya) ganti. Eh Ceu, adeknya ditanya mau pipis nggak." Pinta Ummi pada si sulung.

Si Sulung pun kembali ke kamar mandi, "Dek, mau pipis nggak?"
"Tak naaak," jawab si kecil, mantap.
Namun tak lama...
"Teteeeh ngompoool...." teriak si Teteh mungil dari kamar mandi... 

*heeeuuuuh anggeeer.. kabiasaaan si Teteh, ditawarin pipis nggak mau, tapi tak lama kemudian ngompol di kamar mandi 

Alhamdulillah, meski ada insiden 'ngompol', tapi Ummi bahagiaaaaaaaaa sekali lihat Ceuceu dan Teteh akur. Tidak ada huru-hara sebelum tidur . Apalagi dengan kompaknya beres2 mainan, tanpa Ummi minta. 
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Akur-akur terus ya sayaaaaaaaaang 
Rasa syukur bertambah karena malam ini ditutup dengan murajaah Ceuceu shalihah dr Al-Fatihah, lalu At-Takatsur sampai An-Naas, sebelum tidur.

Rabbi habli miladunka Dzurriyyatan Thoyyibatan. innaka samiiud Du'aa'

Aamiin..

Thursday, 10 October 2013

[Cerita tentang tumpukan baju yg belum disetrika]


*maaf ya statusnya emak-emak bangeeet, maklum IRT.. ^_^

Ketika melihat tumpukan baju yg belum disetrika, tiba-tiba rasa haroream bin malas pun langsung muncul. Bagaimana tidak,  sekeranjang baju dewasa, sebaskom baju anak-anak, ditambah tumpukan tumpukan kecil lainnya terhidang di depan mata. Sigh....
Namun, tanpa perlu menyingsingkan lengan baju, akhirnya tumpukan baju itu satu persatu mulai saya setrika. Dikeureuyeuh. Tanpa memandang kanan kiri, hanya lisan berdzikir dan melantunkan al-ma'tsurat. Lhaa, daripada pikiran melayang-layang, kan mendingan dzikir ya?
Alhamdulillah, jreeeeng!! Bukan sulap bukan sihir, dan tanpa tiba-tiba, si tumpukan setrikaan pun 'LENYAP', tak bersisa. Ajaib bukan?
Aaaah bukaaaan... :D

Begitu pulalah ketika kita ditimpa ujian yang nampak begitu banyak, bergunung-gunung, seluas lautan bahkan mungkin samudra. Maka si masalah bin ujian itu tidak akan menghilang kecuali kita berusaha menyelesaikannya. Dikeureuyeuh hiji.. hiji. Dicari pangkal masalahnya, berikhtiar, dengan bergerak. bukan dengan diam saja. Tentu saja diiringi dengan dzikir, dan do'a meminta pada Rabb Sang Penggenggam Jiwa. InsyaAllaah, Dia akan memberikan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangka. Mungkin jalan keluar bukan datang dari arah yg kita usahakan. Namun ikhtiar kita untuk bergerak dan berusaha mencari jalan keluar adalah pahala tersendiri, dan akan senantiasa bernilai di hadapan Allaah SWT.

Kembali ke baju yg belum disetrika...
Pun begitu, ketika si tumpukan setrikaan sudah ludes. Lalu datang lagi baju-baju kering yang lain dari jemuran. Sering kita melalaikannya. Aah nanti saja nyetrikanya, masih sedikit ini. Besok juga bisa. Lalu tanpa direncanakan, ternyata besoknya kita gak sempat menyetrika, begitu pun besoknya lagi... lagi.. lagi dan lagi. Sehingga tumpukan baju yang semula hanya sedikit ini kembali menggunung, melebar seluas samudra. Lalu si haroream dan malas pun datang lagi menyergap.
Mungkin begitu pulalah masalah besar yg kita hadapi. Diawali dari masalah-masalh kecil yg kita abaikan. Kian lama masalah itu kian membesar, tanpa kita sadari. Kita malas ut menyelesaikannya di awal, ketika masalah itu masih kecil.

Yaa begitulah...
...

So mari Mas Teguh Prakoso kita ngobrol lagi  yuk