Ketika bertemu dengannya di dunia, saya pun sering melantukan beberapa surat pendek yang saya hapal. Apalagi ketika belum ada khadimat, dan saya mengerjakan riset S2 di rumah. Maka sambil menyusui Wafa, saya sering menghapal beberapa surat pendek. *dooooh masih surat pendek niyy
Selain itu, setiap akan tidur saya rutin ngelonin Wafa dengan membaca surat-surat yang biasa dibaca di awal Al-Ma'tsurat sughra.
Ketika ada khadimat, kebiasaan menghapal sambil ngelonin pun tidak pernah dilakukan lagi. Karena setiap hari saya harus berangkat ke kampus. Tapi ritual membaca awal Al-Ma'tsurat sughra sebelum tidur, masih sering dilakukan.
Sampai usia 2 tahunan, Wafa belum pernah 'menyuarakan' salah satu surat pendek yang sering saya baca di hadapannya.
Ketika akhirnya khadimat pulang, Wafa pun dititipkan di Nursery. DI sana memang ada ritual membaca Al-Fatihah, An-Naas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas sebelum tidur. Belum genap satu tahun di tempat penitipan, alhamdulillah Wafa sudah hafal ke empat surat itu. Pertama taunya dari celotehan Wafa yang terkadang menyuarakan penggalan ayat-ayatnya. Lalu saya pun coba mengetes satu-satu, dan alhamdulillah Wafa hapal, meski ada beberapa bagian yang salah dalam pengucapannya.
Nah, masalah selanjutnya, bagaimana menambah hapalannya?
Saya lalu berkonsultasi dengan seorang ustadzah, teman baik saya. Putri beliau yang usianya 4 tahun kala itu, sudah hapal sampai An-Naba.
Katanya di ulang-ulang bacanya.
Saya masih bingung, karena Wafa anaknya gak bisa diam
Jadilah saya maju .. mundur untuk menambah hapalan Wafa.
*hihihi dasar si Ummi gak sabaran
Hingga tiba saatnya, sahabat baik saya Mbak Nurul Asmayani memposting pertanyaan tentang hal ini di FB nya...
*duuuh ngaku ngaku bersahabat dengan penulis kerren
Dari jawaban-jawaban ibu-ibu yang shalihah itulah saya akhirnya mendapatkan kekuatan dan ide
Ditambah juga dengan membaca beberapa tulisan tentang cara mengajarkan hapalan pada anak, serta disesuaikan juga dengan karakter si sulung, Wafa.
Akhirnya saya menemukan metode 'cuek bebek' untuk mengajarkan surat Al-Lahab pada Wafa... :)
Maksudnyaaaaaaaaaaaaa????
1. Saya cuek bebek mentalaqi surat Al-Lahab, kapan pun dimanapun ketika saya ingat. Mau Wafa nya lari-lari, lagi maen, lagi masak bareng, lagi jungkir balik, bahkan mau tidur. Pokonya pas saya inget, saya baca surat itu berkali-kali. Seperti Murattal namun bersuara pas-pasan
2. Terkadang Wafa mempunyai keinginan yang beda sama Umminya, jadi saya juga gak terlalu memaksa Wafa untuk melafalkan setiap ayat bersama dengan saya. Saya cuek bebek terus mengajak Wafa untuk baca surat tersebut barengan, meskipun terkadang Wafa diam membisu, gak mau ikutan. Tapi yaa saya tetap 'cuek bebek' baca di hadapannya
3. Wafa juga sangaaaaaaaaat pemalu, maksunya, dia mah gak bisa disuruh untuk nunjukin kebisaannya di depan umum. Jadilah saya Ummi yang cuek bebek, tidak berharap Wafa mau ikut lomba hapalan suatu saat nanti. Yang penting bisa hapal dan mau baca depan Ummi dan Abahnya saja, saya sudah bersyukur ..
4. Nah yang terakhir ini, saya gak cuek bebek. Saya berjanji menghadiahinya es krim, jika dia sudah hapal surat Al-Lahab
"Ceu, nanti kalau sudah hapal surat Al-Lahab, Ummi belikan banana split ya!" bujukku pada si kecil.
"Mau es krim, banana plit, susu...." ia mulai menyebut makanan kesukaannya.
"Iih jangan banyak-banyak ya, satu saja!" protesku, cepat-cepat. "Mau es krim atau banana split."
"Es klim," ucapnya lantang. "Es klim sama Astor!" tambahnya, riang.
"Eleeeeuuuh eta mah atuh maksudnya banana split geulisss..." ucapku dalam hati
Alhamdulillah, sekarang sudah hapal surat Al-Lahab, meski beberapa bagian masih belum sempurna pelapalannya. Yang membuat terharu, dia sering melapalkannya tiba-tiba ketika main. Spontan saja kluar dari bibirnya yang mungil.
Dan malam ini sebelum tidur, kami berbincang,
"Ceu baca surat Al-Lahab yuk!" ajakku pada si mungil. Wafa tak menjawab, ia sibuk dengan perahu kertasnya.
"Besok kalau Abah datang, Ceuceu baca surat itu di hadapan Abah. Nanti kalau sudah hapal, Ceuceu ajak Abah beli banana split." Ku coba membujuk si sulung yang lagi rindu berat dengan Abahnya. Maklum sudah mau 4 hari ditinggal ke Sremban.
"Es klim laaah!" ucapnya protes.
"Iya es krim, yuk baca!" ajakku sekali lagi. Wafa masih membisu. Namun ketika saya membacakan surat itu, Wafa ikut bersuara. Namun kadang ketika saya mengulang lagi membacanya, Wafa hanya ikutan komat-kamit, tanpa suara. Dan saya cuek bebek saja, mengulang-ulang surat Al-Lahab sampai beberapa kali.
Alhamdulillah, satu surat berhasil. Baru 5 surat yang dihapalnya, Masih 109 surat lagi.
"Jom Wafa berlomba-lomba sama Ummi!"
"Semangaaaaaaaaaaaaatttt!!!!"
Oia untuk do'a-do'a, kami selalu membacanya ketika akan melakukan suatu pekerjaan. Alhamdulillah Wafa sudah banyak hapal bacaan do'a. Namun kadang mau diucapkan, kadang diam
Kalau sholat, Wafa suka ikut satu sajadah sama Ummi. Tapi kadang mau pake mukena kadang nggak. Jadi bayangkan, Wafa sholat pake celana pendek!
Ah, si Ummi mah nyantei saja. Yang penting Wafa mau ikutan ya Neng!
Oia alhamdulillah, kalau terdengar adzan, Wafa juga suka mengingatkan Umminya untuk sholat. Dan sering mau jagain adeknya selama Umminya shalat...
Yang terakhir tentang membaca huruf Hijaiyah. Saya baca beberapa tulisan temen yang mengajarkan anaknya membaca huruf hijaiyah dari usia 3T. Maka tergodalah saya untuk mengajari Wafa juga, walaupun untuk urusan membaca ini saya tidak terlalu 'ngebet'. Katanya usia 3T bukan saatnya untuk membaca. Tapi, yaa patut di coba. Akhirnya pas Abahnya pulang, saya nitip buku IQRO 1 dan 2. Alhamdulillah selain buku IQRO, Abahnya ngasi oleh-oleh buku membaca huruf hijaiyah yang ada gambarnya.
Awalnya ketika diajakin belajar, Wafa malah melakukan 'sabotase'. Dia ambil bukunya dan bernyanyi,
"Alif atas A, ba atas A,....," menirukan sebuah lagu belajar huruf hijaiyah anak-anak di Malaysia.
Terus seperti itu, sampai si Umminya nyerah. Udah d nanti saja ngajarinnya, toh memang belum saatnya.
Tapi saya sering tilawah depan Wafa, dan Wafa sering merecoki dengan mengambil mushaf, lalu tanya-tanya, "Mana An-Nas Mi?" atau dia nunjuk salah satu bagian surat, "Baca ini Mi!"
Agar tilawahnya damai sentosa, saya pun memberikan satu buah juz ama untuknya, dan bilanhg bahwa ini punya Wafa. Jadi pas saya tilawah Wafa sibuk dengan juz ama-nya. Walau kadang tetap saja ada interupsi
Hingga pada suatu pagi, Wafa ikut bangun ketika adzan subuh berkumandang. Saat Ummi tilawah, Wafa mengambil buku pelajaran membaca huruf hijaiyahnya. Lalu kami pun belajar membaca huruf hijaiyah.
Alhamdulillah sekarang sudah tau Alif atas A, Alif bawah I, ALif curek U. Saya ngajarinnya sambil diperagain dengan tangan.
Saya masih nunggu wafa untuk mau belajar huruf selanjutnya
Memang Wafa mah gak bisa dipaksa, harus diikutin maunya. Saya, dan Abahnya hanya bisa mencontohkan.
Semoga putri Ummi menjadi muslimah shalihah ya Nak.
aamiin