Thursday, 30 May 2013

Berga.. eh Berdagang..

Alhamdulillah, Allah SWT masih memberikan kelapangan rizki pada kami sekeluarga..
Masih bisa makan makanan yang sehat, masih bisa berlindung di balik kokohnya dinding asrama, masih memiliki pakaian yang bersih dan bagus (menurut kami)

Alhamdulillah, meskipun sy bukan pedagang yang gigih. Masih sering gak fokus karena manajemennya masih berantakan. Atau pun lupa berdagang karena sibuk dengan amanah rumah, serta amanah lainnya. Bahkan sering padam semangat karena ruhiyah sedang turun. Namun Allah SWt tetap memudahkan jalan saya dalam berdagang. Ada saja pembeli yang dengan baik hati menanyakan produk yang saya jual, dan kemudian membelinya. Bahkan beberapa orang menawarkan diri membantu saya berjualan dengan menjadi agen, sehingga kami pun berbagi keuntungan.

Alhamdulillah... Maka NikmatNYA yang manakah lagi yang kudustakan?

Meski perlahan, sy mulai menyusun rencana semampu saya untuk konsisten berdagang. Menyiapkan diri, amunisi, dan juga keahlian. Mumpung masih bisa akses internet dari fasilitas kampus. Mumpung anak-anak lagi anteng, dan dedek baby belum lahir. Mumpung masih diberi 'ujian' finansial di negeri rantau.

Sebelum terlena ketika balik kampung nanti. Sibuk nyegat tukang bakso. Nyari penjual rujak. Atau pun ngejar tukang sayur yang lewat.. :P
Ataaauuu sibuk mikirin berita yang selewar sana dan sini tanpa henti..
Maka sy harus optimalkan keberadaan sy di rantau ini...

Bismillah....
Semoga Allah SWT mudahkan jalan kami...

Mangga temans di tengok, lalu di LIKE fan page toko kami ya....
Biar gak ketinggalan info..
^__^
Huurun'iin Styles

 

- Fan Page Huurun'iin Styles-

Saturday, 25 May 2013

Sibuk duo krucils

Alhamdulillah ketika si sulung libur, rumah menjadi ramai. Karena Ceuceu sibuk bermain bersama adik tercinta. Konsekuensinya si Ummi gak bisa buka laptop, biar anak-anak bisa khusyu main tanpa melirik layar laptop. Alhamdulillah, ujung-ujungnya si Ummi bisa konsen mengerjakan hal lain, tidak tergoda buka laptop terus :)

Pun ketika laptop dan internet terkonek, itu adalah masanya Ummi memenuhi janji pada duo krucils tercinta. Ketika duo gadis mungil itu sudah selesai mandi, makan, shalat, dan ngaji (murajaah hafalan), maka mereka diberi hadiah ut memilih tontonan 'sehat' sebelum tidur.

Alhamdulillah kesibukan dan minimnya kesempatan Ummi terkonek dg internet di laptop ini menyelamatkan Ummi. Tidak sibuk membaca berita yang bisa mempengaruhi hati. Bisa lebih memanfaatkan waktu untuk hal lain yg lebih bermanfaat. InsyaAllah..
Saatnya tutup laptop lagi, Neng Una sudah banguuun..:)


Ada yg sibuk beramal.
Ada yang sibuk memikirkan amal orang lain hingga ianya lupa beramal.
Ada pula yang sibuk memberitakan keburukan orang lain sampai lalai ut memuhasabah dirinya sendiri. Lupa, menghitung kebaikan yg sudah dikumpulkan ut bekal di akhirat nanti.
Setiap jiwa ada ujiannya..
Teringat para sahabat yang menyediakan waktunya untuk memuhasabah diri sendiri. Sehingga senantiasa mempersiapkan diri ut beramal lebih baik lagi.
Semoga kesibukan dengan duo krucilku dihitung sebagai pemberat timbangan kebaikan ut pulang ke kampung akhirat nanti. Dan menghindarkanku untuk menyibukan diri atas perkara orang lain yg bisa mengurangkan timbangan amalku yang sedikit ini....

Aamiin..

Wednesday, 22 May 2013

Perpisahan....

perpisahan itu terasa berat, bahkan di hati gadis berusia 5t. hidup di rantau, persaudaraan terjalin sangat erat. namun perpisahan jg terjadi begitu cepat.
seperti kejadian kemaren pagi, ketika 'Ammah Afifatun Nisa, mudik ke indonesia.
"Ceu, ka Husna & rayan hari ini pulang ke indonesia. Jd ceuceu nanti gak ketemu mereka lg ( di Johor)."
Gadis kecil itu terdiam. Raut muka sedih jelas tak bs disembunyikan.
Tak lama..
"Ummi, nanti kl pulang ke indonesia, kt ketemu kak Husna & umminya abang aden ya."
"InsyaAllah nak..." tak mampu kutahan haru mengaaminkan ucap si kecil.
Begitu pun ketika Wafa melihat foto 'Ammah shofiya syidada, Wafa bertanya,
"Ummi, hilmi kok ga pernah ada lg ( di Johor)."
"hilmi udah pulang ke indonesia, nak."
"nanti kl pulang ke indonesia kt ketemu hilmi ya."
"InsyaAllah...," hanya itu kalimat yg sanggup sy ucapkan.
InsyaAllah, Semoga Allah SWT kabulkan pintamu ceuceu shalihah ..

Monday, 20 May 2013

Zuhud dan Husnuzhan...

Keluarga kami di rantau ini alhamdulillah diamanahi mobil charade 93 oleh Allah SWT. Tanpa AC, di johor yang panas ini. Dan kondisi mesin yang sudah cukup tua. Alhamdulillah, insyaAllah kami senantiasa bersyukur karena dengan mobil sederhana ini kami bisa kemana-mana, ke pasar, ke asrama tki ut ngisi taklim, ngisi liqo, dan tahsin.. alhamdulillah mobil tua ini benyak membantu amal kami..
Subhanallah, tiap kami keluar rumah dengan mobil ini, pulangnya kami pasti kecapean. Exhausted bahasa kerennya mah ya? Karena udara panas ini membuat cairan dalam tubuh kami tersedot sangat banyak. Kecepatan mobil juga sangat sederhana. Sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di suatu tempat. Belum lagi kondisi mesin yang sudah tua, jadi kalau mengisi di tempat yang jauh teh suka ambruk...Alhamdulillah gak mogok di jalan juga hehehe..
Sehingga kalau sudah ngisi di satu tempat, kami kesulitan kalau harus mengisi di tempat lain. Selain badan kami yang cape, mobilnya juga gak kuat hehehe

Suami pernah diajak naik mobil yang lebih kerren, berAC, dan tahan banting. Terasa bedanya! ^__^. Sampai tempat acara lebih fressh, lebih cepat sampai ...

Lalu Kami juga membayangkan aktifitas yang padat dari para qiyadah itu. Dalam satu hari harus menghadiri berbagai macam acara. Mobil yang lebih baik tentu akan lebih nyaman. Sehingga para qiyadah itu bisa lebih fressh, dan istirahat di mobil. Pengalaman shock breaker mobil saya yang ajib, jadi sering kali turun dari mobil pegel pegel hehehe.

Meski begitu, insyaAllah para qiyadah itu juga tidak keberatan jika kendaraannya ternyata kendaraan sederhana. tapi kalau ada yang lebih baik, dan lebih nyaman, kenapa tidak? :)

Dari situ kami belajar. Berdakwah kapan pun, dimana pun, dengan fasilitas apapun. Bahkan dengan mobil tua pun, kami siap insyaAllah. Tapi ketika kita dilebihkan rizki, dan mampu membeli yang lebih baik ut fasilitas dakwah, kenapa tidak? perniagaan kita dengan Allah SWT. Maka Allah SWT akan mengganti dengan yang lebiiiiiih baikkkk....
Bukankah Rasulullah juga mempunyai kuda perang terbaik di zamannya...?
Dan mengenai markaz dakwah, kami pun di negri rantau, mengusahakan menyewa markaz yang baik. Mungkin bisa di rumah kader, atau tenda. tapi alhamdulillah dengan adanya markaz yang khusus, pemanfaatannya lebih banyak...:)
Eh kalau mau beli juga  da memang gak bisa di Johor mah.

Zuhud tidak sama dengan miskin... :). Mengedepankan khusnuzhan, dimana pun, kapan pun.

Allahu'alam bi showab ..:)

Aku, Khadimat dan Putriku

Alhamdulillah, kami dipertemukan dengan khadimat yang sangat baik. Tidak banyak bertingkah, serta menyayangi si sulung dengan sepenuh hati. Seingat saya, saya jarang sekali komplain terhadap pekerjaannya. Alhamdulillah...

Khadimat sebenarnya bukan pilihan utama kami. Tapi karena saya tak bisa fokus dengan riset saya, dan kebetulam kampus memfasilitasi adanya khadimat, maka kami pun memutuskan untuk mencari khadimat. Alhamdulillah kami mendapatkannya ketika mudik, dan dalam waktu yang sangat singkat. Qadarullah, Allah mempertemukan kami dengan khadimat yang baik, amanah serta sanggup menjaga izzahnya.

Sekarang, saya full di rumah. Mengurus dua buah hati kecil dan juga pekerjaan rumah yang lain. Tentu saja ada yang berbeda. Lebih lelah, lebih ribet, lebih pusing namun lebih puas terutama dalam hal pengasuhan anak..

Memang, setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Begitu pun si sulung dan adiknya. Banyak sifat yang jauh berbeda. Si sulung lebih complicated, banyak yg saya tidak fahami dari karakternya. Lebih sensitif dan susah ditebak apa maunya. Tapi kalau saya mau sabar, dia bisa diajak kompromi, asal tau triknya. Si sulung sangat Moody sekali. Sementara adiknya, ceria tapi keras kepala..

Selain karena karakter bawaan, saya merasa bahwa ketidak fahaman saya akan karakter si sulung dipengaruhi juga oleh pengasuhan masa kecil. Ada suatu masa dimana dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama khadimat, karena saya ada di kampus. Ada bagian-bagian yang hilang yang masih saya cari kepingan puzzle nya.

Padahal ketika di rumah, saya ada untuk si sulung. Tidur pun masih bersama saya. Kalau kemana-mana saya selalu mengajak si sulung. Tapi karena ada khadimat, kadang ketika di rumah pun saya 'menitip'kan si sulung pada khadimat. Alasannya karena saya harus menyelesaikan pekerjaan kampus, atau harus mengurus dagangan saya. Karena ada khadimat yang membantu saya mengasuh si sulung itulah, membuat saya 'tenang' untuk mengerjakan pekerjaan lain ketika di rumah.

Saya juga sempat 'limbung', mudah emosi ketika akhirnya khadimat 'harus' pulang, tesis masih harus diselesaikan, sementara adek bayi sebentar lagi akan lahir. Ada masa-masa saya sangat keras pada si sulung.

Sementara ketika ada khadimat, saya lebih sabar pada si sulung karena saya ingin memanfaatkan kebersamaan saya dengan sebaik-baiknya. Ketika ada khadimat, saya juga tidak pusing memikirkan pekerjaan rumah tangga. Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap kestabilan emosi. Kadang ketika lelah, emosi lebih mudah tersulut. Dan tentunya ketika si sulung rewel, khadimat dengan sigap dan siap membantu saya.

Masa transisi itulah merupakan masa yang berat bagi saya dan si sulung. Si sulung yang biasa diperlakukan dengan baik oleh Ummi, Abah dan pengasuhnya, kini harus kehilangan teman main, dan Ibu yang sering kali keras padanya. Ia pun jadi susah ditebak dan lebih sensitif.

Khadimat kami begitu baik, tidak pernah memarahi si sulung. Sering saya bilang padanya, "Kalau si sulung memukul atau berlaku tidak baik, kasi tau saja."
Atau ketika saya melihat si sulung marah atau rewel sehingga memukul pengasuhnya, maka saya yang akan menasihatinya dengan tegas. Tapi tetap saja, kalau saya tidak ada, khadimat tidak berani ut memarahinya, atau mengingatkan si sulung.

Sebenarnya saya juga sudah memberikan aturan-aturan yang jelas  pada khadimat. Tapi tetap saja berbeda antara mengasuh anak sendirian (eh dibantu suami), dengan adanya khadimat.

Begitulah... ada masa dimana saya tidak hadir ketika si sulung tumbuh. Tidak hilang semuanya, tapi ada bagian yang tidak maksimal. Ada prinsip-prinsip yang tak sempat saya terapkan dengan baik. Sehingga ada kepingan puzzle yang hilang antara saya dan si sulung.

Oo tentu saja, bukan berarti saya menyesali kehadiran khadimat. Saya bersyukur ia pernah ada membantu aktifitas kehidupan saya. Dan jika suatu saat nanti saya diberikan rizki lebih ut mempunyai khadimat, semoga khadimat saya nanti tidak jauh berbeda dengan khadimat saya yang dulu.

Hanya saja, satu catatan penting untuk saya adalah, untuk selalu 'mendampingi' tumbuh kembang putra-putri saya dari dekat, membersamainya kapan pun dimana pun. Ada khadimat oke saja. Tapi bukan ut pengasuhan.

Adanya khadimat akan sangat membantu pekerjaan domestik kita sebagai ibu. Sehingga kita bisa lebih fokus dan ceria pada anak-anak. Tidak terlalu stress dengan pekerjan rumah. Ada waktu luang ut membaca dan belajar. Serta bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain dan belajar bersama anak.

Saya juga tidak akan menolak kalau suatu saat nanti suami menawarkan khadimat, untuk meringankan tugas domestik ^__^. Tapi kalau bisa yang pulang -pergi, gak nginep di rumah biar si khadimat pun bisa mengurus keluarganya.

Walaupun ada khadimat saya juga tetap ingin beraktifitas di rumah bersama anak-anak, ada di saat anak-anak membutuhkan saya. Jadi ada khadimat bukan karena saya nya bekerja di luar, tapi ut membantu saya menangani pekerjaan rumah ^__^

Terima kasih untuk para khadimat yang dengan tulus ikhlas senantiasa 'profesional' dengan pekerjaannya...:)
Untuk ibu-ibu yang didampingi khadimat, mari kita lebih bijak. Khadimat perlu istirahat, perlu ilmu untuk menambah keterampilannya, serta wajib bagi kita untuk mendidiknya menjadi muslimah shalihah. Karena ia bagian dari tanggung jawab kita. Kita sebagai manajer rumah tangga, akan dimintai pertanggung jawabannya di yaumil akhirat nanti. Ia juga harus dihargai. Ia bukanlah mesin yang 24 jam stand by, dan harus sempurna mengerjakan segala sesuatunya...
Dan ingatlah... anak-anak kita adalah amanah untuk kita. Dampingilah mereka meski ada khadimat di rumah kita...Jangan sampai da bagian puzzle yang hilang, karena kita terlena...

Allahu'alam bi showab ..:)

Laporan Wafa & Husna : Sudah bisa apa ya?

Sudah lama tidak menulis perkembangan Wafa & Husna. Saat ini usia Wafa 4T 9B, dan Husna 2T 1B..

Yuuk ah mulai dituliskan, sebagai catatan bagi Ummi dan Abahnya. Mengevaluasi apa yang telah Ummi dan Abahnya lakukan ut dua buah hatinya ..


Ceu Wafa:
Alhamdulillah Wafa sudah,
1. Hafal 14 surat insyaAllah, Al Fatihah ditambah surat juz 30 dari Al-Ashr sampai An-Naas. Sedang berjuang menghafal surat At-Takatsur.
2. Sudah bisa berhitung 10 jari.
3. Sudah pandai mengasuh adiknya, kadang2. Tapi kadang2 juga bertengkar hehehe..
4. Hobi lari, terbukti dengan mendapat 3 medali pas sports day di TADIKA IHSAN ^__^
5. Imajinasinya sudah berkembang lebih baik. Main lego jadi hobinya. Bikin mobil, rumah dll sesuai imajinasinya.
6. Bacanya sudah sampai mana ya? Hahaha.. Ummi gak terlalu merhatiin bagian ini. Nanti deh dilihat lagi..:D
Apalagi yaa?
Nanti ditambah kalau inget


Teh Husna, alhamdulillah sudah
1. Cerewet. Banyak bicaranya... Hampir selalu mengikuti apa yang diucapkan ceuceunya :)
2. Sudah hafal 6 surat. Al Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, Al Ikhlas, Al-Lahab dan Al - Humazah. Awalnya gak sengaja nyimak hafalan ceuceu. Sekarang Ummi seriusin nambahin hafalan Neng Una :).
3. Sudah bisa buka dan pake celana sendiri.
4. Bisa makan sendiri, tapi gak selalu mau makan sendiri. Seringnya disuapin.

Lupaaa.. hehehe.. Nanti insyaAllah ditambah lagi :)

Oleh-oleh Seminar Ketahanan Keluarga

Alhamdulillah bisa datang ke seminar 'Ketahanan Keluarga'
Anak-anak bareng Abahnya, jadi saya bisa full konsen mendengarkan yg disampaikan pembicara...
Ada beberapa hal yg sy dapatkan hari itu,

♥ Makin mengokohkan hati ut mendampingi kedua putri saya dan adik-adiknya (kelak), di rumah. Menghadapi tantangan zaman dengan do'a, cinta, keteladanan. Serta hati, telinga dan mata yang selalu terbuka. Entah apa jadinya kalau mereka memilih orang lain, bukan sy dan Abahnya, sebagai teman cerita.

♥ Makin menyadari betapa PR saya masih banyak. Ilmu saya masih cetek. Ketika Ali ra berkata, "Didik lah anakmu sesuai zamannya." Maka saya mengartikannya bahwa sy harus menjadi ibu gaul yang smart dan semoga shalihah. Ibu yang bijak yang mampu memilah dan memilih hal yang baik dari dunia luar. Bukan menjadikan anak steril, karena ia akan berhadapan dengan masyarakat, lingkungan, dan kehidupan. Tapi mendidik agar ia menjadi manusia yang imun, sehingga siap menjadi da'i dan da'iyah pembawa perubahan, penegak kalimatullah. Aamiin...

♥ Makin (belajar) bersabar. Tak ingin dua buah hati menjauh dari saya, dan menjadikan yang lain sebagai pengganti ibunya karena ibunya terlalu galak. (Na'udzubillahi min dzalik). Menjadi sahabat, bagi dua balita mungilku ^__^

♥ Makin sayang dengan si dia. Karena mau berada di rumah seharian penuh. Mengasuh dan mendidik anak-anak. Bahkan hingga malam menjelang. Ketika saya terkapar karena rahim bagian bawah yang sakit sepulangnya dari seminar, ia tetap sabar menemani anak-anak.

Alhamdulillah 'ala kuli hal....
Menjemput ilmu, mengejar hidayah. Hingga ketika pulang ke kampung akhirat nanti, ada hujah atas masa yang kuhabiskan ketika hidup di dunia.
Allahu'alam bi showab ...

Tuesday, 14 May 2013

Menjadi ibu...

Menjadi ibu...
Ketika hamil, tubuh menjadi lemah dan bertambah lemah...
Meski begitu, ibu yang shalihah tidak pernah menolak kondisi lemah ini. Setiap sakit, setiap peluh, setiap kelelahan demi kelelahan, semua dijalani dengan penuh kesabaran, demi buah hati yang insyaAllah akan terlahir nanti...

Meski tidak merasakan langsung, meski hanya mengikuti lewat cerita, dan melihat 'perjuangan'nya, namun seorang sahabat telah mengajari lagi arti sebuah kesabaran akan kondisi lemah dan bertambah lemah ini. Darinya saya belajar lagi akan arti perjuangan seorang ibu. Sahabat yang diuji dengan kondisi yg sangat 'lemah' ketika hamil putrinya yang kelima.

Alhamdulillah perjuangannya berujung bahagia. Kini telah lahir bayi yang begitu cantik. Melihat fotonya, bagaimana ia tersenyum, bagaimana ia tertidur dalam balutan selimut. Sebuah pemandangan yang luar biasa, bukti KEMAHA AGUNGAN Rabb Sang Pencipta.

Barakallahu Mbak Qonitatillah Mohd Rofii
Semoga putri shalihahnya menjadi penyejuk mata yang akan membuka jalan ke syurga. Semoga setiap pengorbanana, rasa sakit, dan semua kelelahan juga berganti JANNAHNYA.


Subhanallah perjuangan seorang ibu tak akan terganti meski seorang anak melakukan jutaan amal & pengorbanan untuk ibunya. Maka apalah lagi jika sang anak tidak menghormati ibunya. Aah betapa sombongnya ia.
Bait-bait do'a akan menjadi pelengkap selain bakti kita untuk ibunda tercinta. Semoga Allah SWT kelak membalas semua amal ibunda tercinta dengan jannahNYA. Karena hanya syurga tempat kembali yang terbaik untuk setiap jiwa.

Friday, 3 May 2013

30 April itu

Kami tak merayakan ulang tahun..
Ketika ceuceu minta kek ulang tahun pun, ummi bilang, " Gak ada kue ulang tahun ya. Tp nanti kl hafalan wafa udah 20 beli kue lg. Nanti kl sdh 1 juz, beli kue yg besar ya. InsyaAllah. "

Karena itulah, kami pun lupa kl kemaren 30 april, husna genap 2 tahun. Selain karena tidak ada perayaan juga karena husna sdh lama disapih :-(

Teteh husna sdh 2 tahun, alhamdulillah. Sdh hrs beli tiket sendiri ;-). Sdh besssaaarrr, tp tetep anak kecil..
Ummi harus banyak baca, banyak sabar, & banyak memahami, agar tumbuh kembangmu lebih baiiiik lagi...

Ummi, Abah, ceuceu saaayang una shalihah..

Muraja'ahnya Neng Una

Cerita hari ini tentang gadis berusia 2 tahun.

Pagi itu kami sedang duduk-duduk. Perut sudah kenyang, badan Una pun sudah bersih. Mandi pagi-pagi.
"Teh, ngaji yuk!" ajak Ummi.
Gadis kecil itu pun melafazkan Basmallah. Namun tiba-tiba berhenti. Dia turun dari kursi lalu, "Qur'an... Qur'an...," si gadis kecil mencari Qur'an sambil berjalan ke arah kamar setrikaan. Ia tahu Umminya menyimpan Qur'an di kamar setrikaan, agar bisa nyetrika sambil muraja'ah.
"Pake Qur'an Abah saja ya Teh." Ummi mengambilkan Qur'an Abah yg disimpan di atas meja.
Lalu Qur'an Abah pun ia terima. Lalu Una duduk manis di kursi. Gayanya seperti muslimah yg sedang tilawah. Ia lalu membaca QS Al-Lahab berulang-ulang di halaman yg tertulis surat Al-Fatihah.. ^__^
Diajak baca An-Nass, gak mau. Hari ini pengennya surat Al-Lahab terus. :)
Lalu gadis mungil itu menatap Ummi, dan berkata, " Ummi coba!"
Awalnya Ummi tak faham.
Tapi.. ' Ting'...
Ummi pun mulai membaca Al-Fatihah. Mencoba menerjemahkan maksud Una. ia ingin Ummi melafazkan surat di halaman yg ia buka. Dan yup! Betul! Una ingin Ummi memurajaah hafalan Ummi, seperti yg sering ia lihat ketika Ummi setor hafalan. Setelah Al-Fatihah selesai, gadis kecil itu kembali menunjuk halaman sebelahnya.
Aamaaaan, awal surat Al-Baqarah masih Ummi hafal. :)
Namuun tiba-tiba ia membuka halaman yg di tengah, "Ini!" tunjuknya.
"Waaah surat yang itu mah Ummi belum hafal, Teh." Si Ummi tutup muka. Hafalannya baru yg pendek2. "Yang ini saja ya!" Ummi lalu membuka QS Al-Munafiquun.
Belum selesai Ummi memurajaah QS Al-Munafiquun, gadis kecil itu lalu memberikan Qur'annya, "Coba!" ucap mulut kecilnya.
Apa lagi niiy? Si Ummi menebak apa maunya neng Una. Tak lama terdengar dia membaca Al-Lahab (lagi).
Oooo ternyata neng Una pun mau memurajaah hafalannya. Ia meminta Ummi menyimaknya, seperti yg biasa Ummi lakukan ketika menyimak muraja'ah temen Ummi ketika kami berkumpul di 'lingkaran cinta'.

Subhanalllah....Sungguh Skenario Allah SWT itu sangat indah... ♥

Sy termasuk ibu yg mempercayai bahwa tarbiyah/pendidikan anak itu kapan saja dan dimana saja. Meski lelah, meski ribet, sy ingin anak-anak sy terlibat dalam dakwah. Menyaksikan dan merasakan indahnya dakwah. Serta menjadikan Qur'an teman setianya...
InsyaAllah....
Aamiin...